Manusia
dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam
kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan
kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya
tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah
diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Budaya
tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan
segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan
dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan
secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal,
intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.Dengan
semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan
kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan
adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan.
Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai
pendudukungnya Manusia.
Pokok-pokok dalam pembahasan manusia dan
kebudayaan, diantaranya :
1.
Unsur-Unsur
Pembangun Manusia
Ada dua pandangan yang dapat dijadikan sebuah acuan untuk
menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia, yaitu diantaranya :
1) Manusia terdiri dari empat unsur terkait, yaitu :
a.
Jasad,
b.
Hayat,
c.
Ruh,
d.
Nafs.
2) Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga
unsur, yaitu :
a.
Id
Unsur
tersebut merupakan libido murni,atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami
yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan
proses-proses ketidaksadaran (unconcious). Terkurung dari realitas dan pengaruh
sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingsual
libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual,
atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
b.
Ego
Unsur ini
adalah bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id,
seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam
menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh
orang lain.
c.
Superego
Unsur ini
merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah
agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan
asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.
2.
Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
a.
Makhluk yang memiliki
tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
b.
Individu yang memiliki
sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual
dan sosial.
c.
Makhluk yang mampu
mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d.
Makhluk yang dalam
proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama
hidupnya.
e.
Individu yang dalam
hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya
sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
f.
Suatu keberadaan yang
berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak
terbatas
g.
Makhluk Tuhan yang berarti
ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
h.
Individu yang sangat
dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa
berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan
sosial.
3.
Kepribadian
Bangsa Timur
1.
Hospitality
Maksud dari sifat tersebut
menunjukkan bahwa bangsa timur memiliki sifat yang ramah dan sopan serta mudah
bersosialisasi dengan bangsa lainnya. Sikap peduli terhadap lingkungan sekitar
membuat bangsa timur mudah bergaul berbeda dengan bangsa barat yang cenderung
hidup lebih individualis.
2.
Hardworking
Pekerja keras merupakan sifat
yang tidak bisa dianggap remeh. Bangsa Timur dikenal dengan orang-orangnya yang
tidak mudah menyerah, rajin dan bersungguh sungguh saat melakukqan sesuatu
apalagi yang berhubungan dengan pekerjaan.
3.
Religius &
Well-cultured
Bangsa timur juga terkenal karena
keragaman ras dan kebudayaan. Tidak hanya menang kuantitas, hal utama yang
menjadi pedoman hidup bangsa timur adalah tradisi dan agama. Karena keterikatan
dengan adat dan budaya menjadikan pembatas individu-individu bangsa timur untuk
mencapai potensi maksimalnya.
4.
Respect for Elders
Bangsa timur dikenal dengan
kesopanannya dan menjunjung tinggi norma kesopanan. Adat yang berlaku di
lingkungna bangsa timur sangat berpengaruh terhadap kesopanan orang-orangnya.
5.
Diligent
Karena bangsa timur dikenal
pekerja keras dan rajin ini menyebabkan bangsa timur cerdas dan pantang
menyerah.
6.
Attached to Norms
Sebagai bangsa timur, dikenal
amat menjunjung tinggi norma-norma. Bangsa timur cenderung judgemental
menyangkut hal-hal yang bertentangan dengan norma.
7.
Strong family Ties
Kebanyakan orang-orang bangsa
timur sangat bergantung pada keluarganya. Keluarga menjadi faktor utama dalam
hal mempertimbangkan banyak hal seperti urusan jodoh dan karir.
Kepribadian
bangsa timur sangat identik dengan benua Asia khususnya Indonesia. Kepribadian
bangsa timur identik menjunjung nilai kesopanan yang lebih tinggi dibanding
budaya barat. Selain itu, kepribadian bangsa timur khususnya Indonesia juga
lebih terbuka dan ramah tamah terhadap bangsa atau negara lain. Bangsa timur
juga amat peduli dengan orang lain hal ini dibuktikan dengan adanya sikap
saling tolong menolong dengan sesama dan bergotong royong. Dan kebanyakan masyarakatnya
lebih agamis.
Ini sangat
berbeda dengan kepribadian bangsa barat yang bersifat liberal serta lebih
individualis dan egois dalam kehidupan bermasyarakat.
4.
Pengertian
Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan
adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
5.
Unsur-unsur
Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan
mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1.
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok,
yaitu:
a. alat-alat teknologi
b. sistem ekonomi
c. keluarga
d. kekuasaan politik
2.
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
a. sistem norma sosial yang
memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri
dengan alam sekelilingnya
b. organisasi ekonomi
c. alat-alat dan lembaga-lembaga
atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan
utama)
d. organisasi kekuatan (politik)
6.
Wujud dan
Komponen Kebudayaan
v Wujud
Menurut
J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas,
dan artefak.
1.
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud
ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut.
2.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3.
Artefak (karya)
Artefak
adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga
wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud
kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain.
Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada
tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
v Komponen
Berdasarkan
wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli
antropologi Cateora, yaitu :
1.
Kebudayaan material
Kebudayaan
material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk
dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat
terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
2.
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan
nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian
tradisional.
3.
Lembaga social
Lembaga
social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan
berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara
akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat.
Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu
sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi
di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
4.
Sistem kepercayaan
Bagaimana
masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan
terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam
masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana
memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara
bagaimana berkomunikasi.
5.
Estetika
Berhubungan
dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian,
yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap
masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu
dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai
tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap
akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah –
buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar
seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara
tersebut.
6.
Bahasa
Bahasa
merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah,
bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi
bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat
unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu.
Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar
komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati
dari orang lain.
7.
Orientasi Nilai
Budaya
Kebudayaan
adalah keseluruhan pengetahuan yang dimiliki secara bersama oleh warga suatu
masyarakat. Pengetahuan yang telah diakui sebagai kebenaran sehingga fungsional
sebagai pedoman. keseluruhannya digunakan secara selektif dan kontekstual
sesuai dengan kebutuhan atau persoalan yang dihadapi. penggunaan pengetahuan
oleh orang perorangan atau kelompok orang tau masyarakat, menggambarkan bahwa
sejatinya pengetahuan dimaksud telah dipahami, diserap dan diyakini berkat
adanya suatu proses pendidikan panjang (dari kecil sampai dewasa) dalam bentuk
internalisasi dan sosialisasi.
Terdapat
banyak nilai kehidupan yang ditanamkan oleh setiap budaya yang ada di dunia.
Nilai kebudayaan pasti berbeda-beda pada dasarnya tetapi kesekian banyak
kebudayaan di dunia ini memiliki orientasi-orientasi yang hampir sejalan
terhadap yang lainnya. Jika dilihat dari lima masalah dasar dalam hidup
manusia, orientasi-orientasi nilai budaya hampir serupa.
Lima
Masalah Dasar Dalam Hidup yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia (
kerangka Kluckhohn ) :
v Hakekat Hidup
·
Hidup itu buruk
·
Hidup itu baik
·
Hidup bisa buruk dan
baik, tetapi manusia tetap harus bisa berikthtiar agar hidup bisa menjadi baik.
·
Hidup adalah pasrah
kepada nasib yang telah ditentukan.
v Hakekat Karya
·
Karya itu untuk
menafkahi hidup
·
Karya itu untuk
kehormatan.
v Persepsi Manusia Tentang Waktu
·
Berorientasi hanya
kepada masa kini. Apa yang dilakukannya hanya untuk hari ini dan esok. Tetapi
orientasi ini bagus karena seseorang yang berorientasi kepada masa kini pasti
akan bekerja semaksimal mungkin untuk hari-harinya.
·
Orientasi masa lalu.
Masa lalu memang bagus untuk diorientasikan untuk menjadi sebuah evolusi diri
mengenai apa yang sepatutnya dilakukan dan yang tidak dilakukan.
·
Orientasi masa depan.
Manusia yang futuristik pasti lebih maju dibandingkan dengan lainnya,
pikirannya terbentang jauh kedepan dan mempunyai pemikiran nyang lebih matang
mengenai langkah-langkah yang harus di lakukann nya.
v Pandangan Terhadap Alam
·
Manusia tunduk
kepada alam yang dashyat.
·
Manusia berusaha
menjaga keselarasan dengan alam.
·
Manusia berusaha
menguasai alam.
v Hubungan Manusia Dengan Manusia
·
Orientasi kolateral
(horizontal), rasa ketergantungan kepada sesamanya, barjiwa gotong royong.
·
Orientasi vertikal,
rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh yang mempunyai otoriter untuk memerintah
dan memimpin.
·
Individualisme,
menilai tinggi uaha atas kekuatan sendiri.
8.
Perubahan
Kebudayaan
Tidak
ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak.
Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat
yang menjadi wadah kebudayaan tersebut.
Terjadinya
gerak/perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
1.
Sebab-sebab yang
berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
2.
Sebab-sebab perubahan
lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Perubahan
ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi
kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Perubahan
sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di
dalamsuatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya
nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat.
Perubahan
kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama
oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan,
antara lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam
kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian), dan bahasa.
Beberapa
factor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsure kebudayaan baru,
antara lain:
a.
Terbatasnya masyaratak
memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang
berasal dari luar masyarakat tersebut.
b.
Jika pandangan hidup
dan nilai-nilai yang dominant dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh
nilai-nilai agama dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang
ada, maka penerimaan unsure baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu
oleh berbagai ukuran yang berlandasan ajaran agama yang berlaku.
c.
Corak struktur social
suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.
d.
Suatu unsure
kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadikan
landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
e.
Apabila unsur yang
baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah
dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
9.
Kaitan Manusia
dan Kebudayaan
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Dari
sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara
dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis,
maksudnya saling terkait satu sama lain, proses dialektis tercipta melalui tiga
tahap, yaitu :
1.
Eksternalisasi, yaitu
proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2.
Obyektivasi, yaitu
proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif.
3.
Internalisasi, yaitu
proses dimana masyarakat disegrap kembali oleh manusia.
Manusia
dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan
keterkaitan yang erat atu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat
lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan.
http://siscaellia.wordpress.com/2012/04/22/manusia-dan-kebudayaan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://saddamhuseinritonga.blogspot.com/2012/03/manusia-dan-kebudayaan.html
http://www.scribd.com/doc/39698425/Orientasi-Nilai-Budaya
http://www.scribd.com/doc/38517404/Orientasi-Nilai-Budaya-Manusia
Manusia dan Kebudayaan