Jumat, 31 Mei 2013

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP II

1.      Pandangan Hidup Sebagai Pribadi
Pandangan hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.

Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.
Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.
Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila sedang dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
a)      Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini.
b)      Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
c)      Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya.
d)     Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya.
Sikap hidup ialah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau yang negatif. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Atau apakah kita mempunyai sikap yang apatis?.
Sikap itu ada didalam hati kita dan hanya kitalah yang tahu.orang lain hanya baru tahu setelah kita bertindak. Sikap itu penting, setiap manusia mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan yang membentuknya.
Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi, dan lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, manusia selalu menghadapi manusia lain atau menghadapi sekelompok manusia. Ada beberapa sikap etis dan non etis. Sikap etis disebut juga sikap positif, dan sikap non etis disebut juga sikap negatif.
2.      Pandangan Hidup Sebagai Warga Negara
Setiap bangsa di dunia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan yang dihadapinya sehingga dapat memecahkannya secara tepat. Tanpa memiliki pandangan hidup, suatu bangsa akan merasa terombang – ambing dalam menghadapi persoalan yang timbul, baik persoalan masyarakatnya sendiri maupun persoalan dunia. 
Menurut Padmo Wahjono : “Pandangan hidup adalah sebagai suatu prinsip atau asas yang mendasari segala jawaban terhadap pertanyaan dasar, untuk apa seseorang itu hidup”. 
Jadi berdasarkan pengertian tersebut, dalam pandangan hidup bangsa terkandung konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita – citakan, terkandung pula dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. 
Pancasila sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia atau petunjuk hidup. Walaupun ada banyak istilah mengenai pengertian pandangan hidup tetapi pada dasarnya memiliki makna yang sama. Lebih lanjut Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari – hari masyarakat Indonesia baik dari segi sikap maupun prilaku haruslah selalu dijiwai oleh nilai – nilai luhur pancasila. 
Hal ini sangat penting karena dengan menerapkan nilai – nilai luhur pancasila dalam kehidupan sehari – hari maka tata kehidupan yang harmonis diantara masyarakat Indonesia dapat terwujud. Untuk dapat mewujudkan semua itu maka masyarakat Indonesia tidak bisa hidup sendiri, mereka harus tetap mengadakan hubungan dengan masyarakat lain. Dengan begitu masing – masing pandangan hidup dapat beradaftasi artinya pandangan hidup perorangan / individu dapat beradaptasi dengan pandangan hidup kelompok karena pada dasarnya pancasila mengakui adanya kehidupan individu maupun kehidupan kelompok. 
Selain sebagai dasar Negara, Pancasila juga merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan dalam menjalani hidup. Dalam konsepsi dasar itu terkandung gagasan dan pikiran tentang kehidupan yang dianggap baik dan benar bagi bangsa Indonesia yang bersifat majemuk.
3.      Manusia Sebagai Makhluk Tuhan
Sebagai makhluk Tuhan, manusiapun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikan agar manusia berbuat baik dan menghilangkan perbuatan yang tidak baik.Jadi untuk mengukur perbuatan baik buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk hukum Tuhan atau hukum agama. Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertinkah lakubaik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya. Baik buruk, kebajikan dan ketidak bajikan menimbulkan daya kreatifitas bagi seniman. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi kebajikan dan ketidak bajikan. Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang terselubung kebajikan. Kebajikan semuini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik, yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.Kebajikan nyata dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah laku bersumber pada pandanganhidup, maka setiaporang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri sehingga tingkah laku setiap orang berbeda beda.
4.      Faktor Lingkungan
Selain faktor hereditas, lingkungan sangat berpengaruh dalam petumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul dan bermain dan lingkugan sekitar (alam).
Keluarga dapat diartikan sekumpulan orang yang masih ada hubungan darah. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat kemampuan orang tua dalam merawat sangat besar pengaruhnya terhadap pertumuhan jasmani anak. Selain faktor ekonomi, pendidikan orang tua juga berpengaruh terhadap perkembangan rohani anak, terutama kepribadian dan pola pikir (kemajuan pendidikan).
Selain keluarga, sekolah juga berpengaruh pada perkembangan anak. Sekolah merupakan keluarga ke-dua bagi anak, tempat mereka memperoleh ilmu secara formal. Ilmu tersebut dapat berupa bimbinga, latihan, pembelajaran yang bertujuan membantu siswa agar mampu mengembangka potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional maupun sosial. Sekolah juga berperan penting dalam perkembangan kepribadan anak, mengapa demikian? Tentunya karena anak-anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di luar rumah, sekolah juga memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dan menilai dirinyaserta kemampuannya secara realistik. Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak, karena di sekolah mereka dapat belajar bermaca-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolah juga mempengaruhi pola pikir dan kepribadian anak. Anak yang tidak sekolah sangat jelas berbeda cara pikirnya dengan anak yang sekolah.
Masyarakat juga turut andil dalam masalah perkembangan anak, masyarakat merupakan lingkungan tempat tinggal anak. Anak yang tinggal di daerah terpencil akan sangat berbeda dengan anak yang tinggal di daerah perkotaan, dimana teknologi terus berkembang dengan pesat. Jelas pola pikir anak pedalaman jauh tertinggal dari pola pikir anak kota. Teman sebaya juga mempunyai peran yang cukup penting, karena anak cenderung akan melakukan hal-hal yang dilakukanoleh teman-teman sebayanya. Bergaul dengan teman sebaya membuat anak memiliki kemampuan untuk memikirkan tentang pikiran, perasaan, motif, dan tingkah laku dirinya serta orang lain. Kemampuan memahan memahami orang lain berpengaruh kuat terhadap minat anak untuk bergaul dan membentuk persahabatan dengan teman sebayanya. Selain itu, anak juga mempunyai motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam dengan nilai-nilai kebiasaan, kegemaran atau budaya teman sebayanya.
Selain yang sudah disebutkan, alam sekitar juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Keadaan alam yang berbeda akan berpengaruh pada perkembangan pola pikir dan kejiwan anak. Anak yang berdomisili di daerah pegunungan kebanyakan bersifat keras dibanding anak dataran rendah. Anak yang berasal dari pegunungan biasanya fisiknya kuat dan tidak cepat lelah berbeda dengan orang kota yang cenderung lebih cepat lelah dan fisiknya tdak tahan banting.
Pada intinya faktor hereditas dan faktor lingkngan saling berhubungan. Setiap faktor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkunganyang berbeda-beda pula. Hereditas dan lingkungan sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan tigkah laku individu. Pertumbuhan dan perkembangan memerlukan kondisi kesehatan jasmani dan rohani anak.

Sumber:
http://muhammadhirzi.blogspot.com/2012/12/pandangan-hidup-sebagai-pribadi-maupun.html
http://anescynthiadewi.blogspot.com/2012/11/pandangan-hidup-sebagi-pribadi-dan.html
http://lusianda-sumita.blogspot.com/2012/05/pancasila-sebagai-ideologi-pandangan.html

http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/24/faktor-lingkungan-301118.html

0 komentar:

Posting Komentar